Rabu, September 19, 2012

Belajar Dari Penjual Durian

Dua minggu yang lalu saya pergi ke Serang tepatnya kedaerah pandeglang. Sekitar 3,5 jam dari Jakarta. Saat perjalanan pulang, disempatkan untuk menikmati durian. Pandeglang terkenal dengan duriannya. Durian seperti menjadi icon dari pandeglang. Salah satunya adalah Durian Jatohan Haji Arief (DJHA). Bangunan utama terbuat dari kayu dan bambu yang terbuka hingga angin sepoi-sepoi bisa masuk, dan di dalamnya diletakkan sejumlah bale-bale tempat bersantai sambil menyantap durian.

Saya tidak akan menceritakan tentang bagaimana rasa duriannya, karena hal itu sudah biasa, lagipula banyak blogg / website lain yang sudah menceritakannya. Kali ini saya akan menceritakan tentang sisi lainnya, yaitu dari pemiliknya. Karena banyak pelajaran berharga yang saya peroleh dari beliau. Kebetulan saat itu saya bisa bertemu dengan pemiliknya yaitu Haji Ajid yang merupakan anak dari Haji Arief. Haji Ajid seseorang yang sangat sederhana kalau boleh di bilang begitu. Walaupun kebunnya berhektar luasnya, namun wajahnya ramah dan penuh senyum.



Beliau menceritakan tentang bagaimana mengawali usaha jualan durian ini, dulu beliau hidup sangat susah, bahkan untuk meminjam uang 200 ribu saja ditolak oleh orang, bahkan sampai dibilang nggak akan sanggup untuk mengembalikannya. Namun, usahanya lambat laun berkembang, beliau bilang bahwa dalam berusaha itu harus sabar dan tawakkal, kemudian harus patuh kepada orang tua.

Saya hampir menangis tak kuasa menahan air mata, saat beliau bercerita bagaimana dia memuliakan orang tuanya. Pernah orang tuanya meminta belut. Dan saat itu dicari di seluruh serang dan tidak ada belut, akhirnya mendapatkan belut di palembang. Beliau dengan lantang bilang, berapapun akan dikeluarkan untuk memenuhi keinginan orang tua. Selama orang tua masih hidup, kita harus berupaya membahagiakan dan berbakti kepada orang tua. Luar biasa...!!!

Disaat sedang asik bercerita, tiba-tiba datanglah seorang pengemis, dan dengan segera beliau menyuruh pegawainya untuk segera memberi pengemis tersebut, kemudian beliau bilang bahwa jika ada orang meminta-minta datang segera kasih, karena Alloh yang menggerakkannya mendatangi kita. Wow, saya terpesona melihatnya. Kemudian beliau melanjutkan, bahwa semua yang ada dan di capai sekarang ini bukannlah miliknya pribadi. Harta dan segala sesuatunya ini semua adalah milik Alloh, manusia itu tidak punya apa-apa. Hiks.. hiks.. semakin meleleh hati saya mendengarnya.

Ada suatu hal yang tiba-tiba beliau tanyakan kepada saya, yaitu : "Kamu ingin tahu bagaimana rahasianya biar sukses?" Saya terdiam agak lama, kemudian saya jawab "Bagaimana caranya?" beliau berpesan "Basuh kaki orang tuamu, cuci jempolnya." Saya pun tersenyum mendengarnya. Beliau melanjutkan, bahwa harus nurut kepada orang tua walaupun apa yang mereka katakan salah menurut kamu tapi kamu cuma seorang anak.

Saya belajar banyak dari pak haji ini, banyak pesan-pesan tersembunyi yang secara tidak langsung beliau sampaikan. Diantara pelajaran yang dapat saya tangkap dan simpulkan adalah :
1. Jangan menghina orang, karena kita tidak tahu apa yang terjadi di masa depan
2. Segala sesuatu itu milik Alloh
3. Bersedekahlah sesegera mungkin.
4. Berbakti kepada orang tua

Itulah beberapa oleh-oleh berharga yang saya dapatkan dari beliau, seseorang yang kaya raya, baik harta maupun hatinya namun tampak sederhana. Alloh telah menggerakkan saya untuk mampir ketempat ini dan menimba ilmu dari pak haji. Dan Alloh menggerakkan pak haji untuk menyampaikan ilmunya. Alhamdulillah, terima kasih Alloh, terima kasih pak haji, Semoga Rahmat-Nya senantiasa tercurah kepada beliau. Amin.

0 komentar: