Berkah kopi Berkah Negeri

Negara ini telah di kutuk untuk mencintai kopi. Tak peduli situasi dan tingkat ekonomi masyarakat. Kopi bisa ditemukan dimana-mana.

Tuhan Dalam Secangkir Kopi

Tuhan ada di mana-mana, bahkan dalam secangkir kopi. Pertanyaannya adalah, apakah kita mau menemuin Nya?.

Filsafat Kopi

Seperti kopi, Tuhan menyeduh dua sisi paling sakral dalam hidup manusia. Kebaikan dalam manisnya dan kejahatan dalam seduh pahitnya.

Minuman Kopi adalah manifestasi kehidupan

Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari sebuah minuman kopi, dengan kehangatan kopi sebuah cerita akan terus mengalir.

Biji Kopi

Dari biji kopi pilihan akan menyebabkan rasa kopi terbaik, demikian pula dengan kehidupan yang dijalani oleh manusia.

Kamis, Juli 02, 2015

Di Ingat Allah

Suatu ketika di hari jumat, di saat akhir khobah ke 2 jumat. Sebagaimana selalu di bacakan oleh para khotib sebuah kalimat yang sebelumnya terasa biasa saja bagi saya. Penggalan ayat dari sebuah surat al-ankabut 45, yaitu "WA LAA DZIKRULLOOHI AKBAR". Sejenak menjelang berdiri untuk melakukan sholat jumat, seseorang di samping saya berbisik kepada saya "Wa Laa Dzikrulloohi Akbar, coba kamu cari arti, makna dan mungkin jika dapat rahasianya". Agak kaget juga saya, tapi kemudian tersenyum. Ya mau apa lagi selain tersenyum. Setelah sholat jumat, saya jadi kepikirin apa maksudnya. Selama ini bagi saya kalimat itu sebuah kalimat yang biasa. Namun tiba-tiba kalimat itu menjadi sesusatu yang luar biasa. Entah kenapa.

Perjalanan mencari makna kalimat tersebut lumayan lama juga, dan akhirnya terbuka juga walaupun belum 100%. Mungkin Allah belum memberi ijin untuk mengetahuinya secara menyeluruh. Perjalanan mempertemukan saya dengan Mas Abang (Alm. Andi Bombang). Sepertinya ini berhubungan dengan Ingat dan di ingat. Begini yang dia sampaikan.
Diingat sama kekasih/pacar saja rasanya menyenangkan. Apalagi di ingat oleh Allah. Pasti sangat luar biasa.



Namun, bagaimana caranya agar di ingat oleh Allah?

Dibatas kata, manakala kita mengingat Allah, maka itulah tanda kongkrit yang dapat dirasakan bahwa Dia pun mengingat kita. Fadzkuruunii adz-kurkum; ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu. Demikian sabda-Nya, pada Al-Baqarah 152.

Sekilas, urusan ingat ini boleh jadi terkesan perkara sepele. Wong cuma ingat saja kok, apa susahnya?
Masak ibadah sebegini ragamnya cukup dengan ingat?

Mungkin begitu pertanyaan yang akan muncul. Namun masih ada pertanyaan yang lebih penting.
Pertanyaannya adalah dari sekian banyak jumlah manusia (dan jin), sekian gelintir diantaranya mengingat Allah dan sekian banyak yang melalaikan-Nya, kita termasuk yang mana? Nah, kepada mereka yang pada adanya tidak banyak itu, sadarkah bahwa apa yang berlaku ini merupakan anugerah yang nyata dari-Nya? Sebab, yang belum dikaruniai ini, ya belum juga hendak mengingat-Nya; walau dibagaimanakan.

Dan, walaa dzikrullaahi akbar; sesungguhnya mengingat Allah itu adalah lebih utama. Demikian sabda-Nya dalam Al-Ankabuut 45.

Mengapa lebih utama?

Karena inilah syaratnya, harus ada ini agar apa yang disebut sebagai ibadah itu dapat benar-benar bermakna ibadah.

Kalau tidak bersama dengan ini, namanya boleh ibadah, namun entah maknanya.
Mungkin itu sedikit dari rahasia "WA LAA DZKIRULLOOHI AKBAR", masih ada lagi yang lain yang rasanya belum mampu untuk saya ungkapkan. Wallahua'lam bisshowab..

Yaa Allah, Ajari aku ilmuMu.
Ajari aku untuk selalu mengingatMu.
Rahmati, Ridhoi serta cahayai di setiap gerakku.
Khusukkan ibadahku.
Ampuni semua salahku, keluargaku, kedua orangtuaku serta para sahibku.
Al-Fatihah